Era Baru Menuai Hasil Hutan dengan Bijak
schedule 23 Februari 2022

Di tengah realitas pandemi Covid 19 yang masih terus dan harus diwaspadai masyarakat dunia, Direktorat Usaha Jasa Lingkungan dan Hasil Hutan Bukan Kayu Hutan Produksi (Dit UJLHHBKHP) menghimpun berbagai upaya untuk terus mendorong usaha di sector Jasa Lingkungan (Jasling), Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) maupun Restorasi Ekosistem (RE) dan Pemanfaatan Kawasan terus tumbuh dan berkembang.

Upaya tersebut begitu bermakna sebagai sarana untuk memantik roda perekonomian masyarakat agar terus bergulir sehingga bisa meminimalisasi dampak Covid 19 di masyarakat, terutama bagi pelaku usaha yang bersentuhan dengan sektor hutan produksi. Respon yang positif ini merupakan angin segar yang harus terus dihembuskan di segala lini dunia kehutanan guna menawarkan optimisme di tengah-tengah dunia usaha maupun perekonomian nasional yang tengah membutuhkan berbagai stimulus atau pengungkit untuk bangkit dari situasi pandemi.

Saat ini hutan produksi memiliki luas 68,99 juta ha atau sekitar 55 persen atau setengah lebih dari total luas kawasan hutan yang memiliki fungsi sebagai budidaya atau produksi. Area yang begitu luas tersebut berpeluang untuk dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari sarana penggerak laju perekonomian nasional. Dengan inovasi yang terus hadir pada era revolusi industri 4.0 saat ini, peluang pemanfaatan hutan produksi dengan berbagai bentuk terbuka lebar bagi masyarakat atau pelaku usaha yang peka terhadap potensi Jasling, HHBK, RE dan Pemanfaatan Kawasan.

Revolusi industri 4.0 distimulus oleh hadirnya era digital yang nyaris mendemokratisasi segala lini kehidupan. Tak luput dunia usaha kehutanan, yang seolah mau tidak mau, harus turut dalam arus digital. Ini adalah peluang sekaligus tantangan untuk memajukan dunia usaha kehutanan khususnya Jasling, HHBK maupun RE dan Pemanfaatan Kawasan. Tentu saja, sistem pemanfaatan ini harus tetap mengindahkan kaidah lestari dan berkelanjutan (sustainable forest management).


visibility View File